Laman

Kamis, 21 Oktober 2010

Macan Tutul

Jumlah Macan Tutul di Pekalongan Terancam Punah
Jumlah Macan Tutul di Pekalongan Terancam Punah
Pekalongan (ANTARA) - Jumlah macan tutul (Panthera Pardus) Di kawasan hutan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, saat ini terancam punah akibat perburuan liar.
Pengamat Lingkungan Comunity Forestry Kabupaten Pekalongan, Kendi, Rabu, mengemukakan, jumlah macan tutul di hutan Petungkriyono kian menurun, bahkan kini terancam punah.
Menurut dia, selain akibat perburuan liar, menurunnya jumlah populasi fauna endemik di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan itu juga disebabkan semakin terdesaknya lahan konservasi untuk kehidupan fauna tersebut.

DPR Sepakat Tambah Anggaran

DPR Sepakat Tambah Anggaran Peremajaan Alutsista
DPR Sepakat Tambah Anggaran Peremajaan Alutsista
Jakarta (ANTARA) - Komisi I DPR RI sepakat untuk menambah anggaran peremajaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Tentara Nasional Indonesia sebesar Rp50 triliun.
"Komisi I DPR dan pemerintah sepakat penambahan anggaran sebesar Rp50 triliun akan dipenuhi dari APBN dan APBN-P yang sumber pembiayaannya berasal dari rupiah murni, pinjaman dalam negeri, dan pinjaman luar negeri," kata Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddik di Gedung DPR, Jakarta, Rabu
Dalam Rapat kerja Komisi I DPR bersama Kementerian Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pertahanan, dan TNI disepakati untuk memenuhi kebutuhan anggaran modernisasi alutsista rencana strategis (Renstra) Tahap I (2011-2014) total Rp150 triliun.

Selasa, 12 Oktober 2010

Anak Indonesia Bertubuh Pendek

36,8 Persen Anak Indonesia Bertubuh Pendek
Pariaman (ANTARA) - Direktur Legal dan Hubungan Corporasi Sari Husada, Yeni Fatmawati, mengatakan 36,8 persen anak balita Indonesia memiliki tubuh di bawah standar atau pendek kendati prospek pertumbuhan ekonomi di Indonesia cukup menjanjikan.
"Kita prihatin bahwa 36,8 persen anak balita Indoensia memiliki tinggi badan di bawah standar. Angka ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan masyarakat berada pada tingkat yang buruk menurut klasifikasi WHO," kata Yeni dalam laporannya di Pariaman, Senin.

Jumat, 08 Oktober 2010

Uang Kertas Rp 100.000 tidak Salah Cetak

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bank Indonesia menyatakan uang kertas Rp100.000 yang beredar sekarang tidak salah cetak dan tidak akan ditarik peredarannya karena tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.Kepala Biro Humas Bank Indonesia Difi A Johansyah di Jakarta, Rabu mengatakan pernyataan ini dikeluarkan sehubungan dengan beredarnya isu akan ditariknya uang kertas pecahan Rp100.000 bergambar Soekarno- Hatta yang diisukan mengalami kesalahan cetak pada bagian naskah proklamasi, khususnya pada pencantuman tahun `05.

"Uang Kertas pecahan Rp100.000 bergambar Soekarno-Hatta tidak mengalami kesalahan cetak dan tetap berlaku sebagai alat pembayaran yang sah," katanya.

Menurut Difi, Bank Indonesia telah melakukan prosedur perencanaan desain dan pencetakan uang sesuai ketentuan, termasuk berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait guna memastikan kebenaran dan keabsahan seluruh aspek yang tertera pada uang dimaksud.

"Pencantuman teks proklamasi pada Uang kertas Rp100.000 sudah sesuai dengan naskah asli-nya yaitu tertulis "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen `05"". Tahun `05 mengacu pada fakta sejarah dimana Jepang masih berkuasa pada saat itu, sehingga penanggalan yang dipergunakan adalah penanggalan Jepang yaitu tahun 2605 yang disingkat `05," katanya.

Untuk itu, kepada seluruh masyarakat, BI mengimbau untuk tidak terpengaruh oleh isu ataupun informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.

Republika

Rabu, 06 Oktober 2010

Menkes: Pabrik Obat Diperbolehkan Miliki RS

Menkes: Pabrik Obat Diperbolehkan Miliki RS
Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengemukakan bahwa pabrik obat tidak dilarang atau diperbolehkan memiliki rumah sakit selama tidak ada monopoli penggunaan merek obat tertentu. "Sepanjang ia tidak mewajibkan rumah sakit itu untuk menggunakan obat dari satu merek tertentu, saya kira tidak apa-apa ia menanamkan modal ke rumah sakit," katanya seusai meresmikan berdirinya pabrik pengemasan obat AstraZeneca di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/10).
Ia mengatakan bahwa para dokter juga tidak diperbolehkan untuk meresepkan obat dari satu merek tertentu dalam perawatan pasien. "Dokter dalam memilih obat harus melihat kepentingan pasien, khasiat dan keamanan obat, tidak tergantung merek atau siapa yang produksi," kata Menkes.

Senin, 04 Oktober 2010

Indonesia Terbesar Ketiga Dunia

Perokok Indonesia Terbesar Ketiga Dunia
Perokok Indonesia Terbesar Ketiga Dunia
Indonesia masih menduduki peringkat ketiga untuk jumlah perokok di dunia, yakni sekitar 65 juta orang. Angka ini akan terus meningkat jika pemerintah tidak mengatur perilaku merokok dan industri rokok serta tidak menerapkan larangan iklan rokok.
Hal itu diungkapkan Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, Laksmiati Hanafiah, ketika ditemui Kompas.com, Sabtu (2/10/2010) di sela-sela Aksi Damai Sehat, Cerdas dan Berprestasi tanpa Rokok yang digelar di Citywalk Sudirman, Jakarta.
Menurut perempuan yang akrab disapa Mia itu, usia para perokok di Indonesia lebih banyak pada kisaran 15 hingga 19 tahun. "Di antaranya 70 persen dari jumlah perokok itu adalah masyarakat kalangan menengah ke bawah," katanya.

Minggu, 03 Oktober 2010

Habibie Award untuk Pakar Chipset Indonesia

 
Dr Eko Fajar Nurprasetyo (paling kiri)


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menganugerahi BJ Habibie Technology Award 2010 kepada Dr Eko Fajar Nurprasetyo, pendiri industri desain chipset pertama di Indonesia.
"Kami memandang sangat perlu memberi penghargaan kepada para pelaku teknologi di seluruh tanah air dalam rangka meningkatkan daya saing dan kemajuan bangsa," kata Kepala BPPT Dr Marzan Azis Iskandar saat memberi sambutan pada BJ Habibie Technology Award 2010 di BPPT Jakarta, Selasa (28/9/2010) malam.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Hari Batik 2.0

Jika Anda melihat beberapa logo situs berita di Indonesia berubah jadi batik pada 2 Oktober, berarti Anda tengah menyaksikan hasil kampanye batik di dunia maya yang dilakukan oleh praktisi internet yang kini menjabat CEO Mojopia Shinta Witoyo Dhanuwardoyo bersamaan dengan Hari Batik.

Batik motif Yogyakarta dalam pameran Gelar Batik Nusantara di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 30 Agustus 2009. [TEMPO/Panca Syurkani]

Jumat, 01 Oktober 2010

Rumah Pintar Jadi Objek Wisata Pendidikan

Kulon Progo(ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, berencana menjadikan Rumah Pintar di Dusun Segajih, Desa Hargotirto, sebagai objek wisata pendidikan seperti Taman Pintar di Kota Yogyakarta.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo sekaligus koordinator pengelola Rumah Pintar Pilar Indonesia Cerdas, Sri Mulatsih, di Wates, Kamis, mengatakan, Rumah Pintar ini mampu mendorong dan menjembatani masyarakat Kulon Progo untuk memanfaatkan ilmu pendidikan. "Upaya itu penting, karena Kulon Progo membutuhkan objek wisata pendidikan," katanya.

Pancasila Harus Dikembalikan Kepada "Fitrahnya"

Pengamat: Pancasila Harus Dikembalikan Kepada "Fitrahnya"
Yogyakarta (ANTARA) - Pancasila harus dikembalikan kepada "fitrahnya" sebagai pandangan dan jalan hidup, kepribadian dan jiwa bangsa, dan dasar negara, kata pengamat sosial budaya dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Daud Aris Tanudirjo.
"Betapa pun sulitnya, berbagai upaya harus dilakukan untuk menyelamatkan bangsa ini agar tidak menjadi bangsa lain. Cara yang paling utama adalah dengan mengembalikan Pancasila kepada `fitrahnya`," katanya di Yogyakarta, Kamis.