Laman

Rabu, 22 September 2010

Jatah Premium Dikurangi

Pengusaha SPBU minta perlindungan pemerintah.
JAKARTA-- Pemerintah membatalkan rencana pembatasan penjualan BBM bersubsidi jenis premium dan solar. Sebagai gantinya, pemerintah akan mengurangi pasokan premium di seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jawa-Bali.
Rencana pengurangan pasokan premium ini akan dilakukan bertahap di sejumlah kota besar, mulai Oktober mendatang. DKI Jakarta menjadi salah satu kota yang pertama menerapkannya.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Adi Subagyo mengatakan hal ini, Selasa (21/9). BPH Migas sudah menginstruksikan Pertamina untuk menguragi pasokan rutin premium secara merata sekitar delapan persen per SPBU.

"Pada prinsipnya seluruh SPBU akan dikurangi premium dan solarnya," kata Adi. Menurut Adi, kebijakan ini sudah dikoordinasikan dengan Pertamina dan Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas).
Adi mengungkapkan, pembatasan BBM subsidi ini merupakan bagian dari rencana kerja Ditjen Migas Kementerian ESDM. Dalam jangka panjang, pada 2014 pemerintah tidak lagi menyubsidi harga premium dan solar.
Vice President Corporate Communications Pertamina Mochamad Harun menyatakan, Pertamina telah memutuskan untuk mengurangi pasokan premium berdasarkan region atau wilayah.
"Untuk tahap awal pengurangan akan dilakukan di SPBU-SPBU Region 3, yakni di wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat," kata Harun. Selain mengurangi pasokan premium dan solar, Pertamina di sisi lain menambah pasokan Pertamax dan Pertamax Plus sesuai kebutuhan per SPBU. "Dengan mekanisme operasional seperti ini, diharapkan penghematannya bisa mencapai 55 ribu kiloliter per bulan," kata Harun.
Dua pekan setelah penerapan kebijakan ini di Region 3, pemerintah melanjutkannya ke Region 4 (Semarang dan Yogyakarta) dan Region 5 (Jawa Timur dan Bali). Di kedua region ini Pertamina menghitung penghematan yang bisa dicapai masing-masing 50 ribu kiloliter per bulan.
General Manager Pemasaran BBM Ritel Region 3 Pertamina Hasto Wibowo mengklaim pengurangan pasokan tidak akan menimbulkan perpindahan konsumen antar-SPBU. "Tidak akan ada konsumen dari Jakarta Timur yang mencari BBM subsidi ke Bekasi, selain itu jika klusterisasi diterapkan, maka SPBU yang tidak jauh dari Menteng bisa menjadi favorit konsumen. Ini yang akan dikeluhkan kawan-kawan SPBU," kata dia.
Saat ini di Jakarta ada setidaknya 268 SPBU, dan 98 persennya menjual Pertamax. Sedangkan jumlah SPBU di Region 3 mencapai 1.366 SPBU, di mana 700 SPBU di antaranya sudah menjual Pertamax.
Hasto juga memperkirakan, pada akhir 2010 kuota BBM subsidi akan mencatat kelebihan hingga 1,8 juta kiloliter secara nasional. "Dari jumlah itu 2/3-nya atau sekitar 1,2 juta kiloliter untuk Jawa-Bali."
Ketua Umum Hiswana Migas Erie Purnomo Hadi meminta pemerintah mempertimbangkan dampak sosial pelaksanaan pengurangan pasokan BBM ini. "(Pasti) akan timbul antrean di SPBU kalau pasokan dikurangi merata di Jabotabek. Saya minta BPH Migas bertanggung jawab atas kekesalan masyarakat," katanya.
Erie menambahkan, dalam kontrak kerja sama tahun 2009, tidak ada klausul pengurangan pasokan premium dan solar. Sehingga, ia meminta pemerintah melindungi investasi dan menyediakan insentif bagi anggota Hiswana Migas. Saat ini jumlah SPBU Hiswana Migas di Indonesia sekitar 4.700, sebanyak 2.800 di antaranya berada di Pulau Jawa.
Dari Surabaya, Jawa Timur, pembatasan pasokan premium dan solar diprediksi akan menurunkan angka penjualan mobil sekitar 10-15 persen. Kepala Cabang PT Kharisma Sejahtera Authorized Daihatsu Dealer Freddy Teguh Prasetyo mengatakan, angka penurunan itu mengacu ketika harga premium dinaikkan dari Rp 2.500 ke Rp 4.500 beberapa tahun lalu. "Saat itu, permintaan pasar justru turun antara 10-20 persen," ujarnya.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri bidang Perdagangan Distribusi dan Logistik Benny Soetrisno mengklaim, pengurangan pasokan premium tidak akan berdampak pada komponen biaya distribusi barang. "Secara langsung, pengurangan BBM bersubsidi tidak ada pengaruhnya terhadap biaya distribusi barang tak terpengaruh," katanya.antara ed: stevy maradona
Sumber: Republika (Cepi Setiadi,Shally Pristine)

Baca Juga Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar