Laman

Minggu, 26 September 2010

Pembatasan BBM Bisa Mundur

Pertamina bisa menunda pengurangan kuota Premium.
JAKARTA -- Pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang direncanakan mulai Oktober mendatang tampaknya bakal mundur karena pemerintah akan mengusulkan penambahan kuota BBM bersubsidi 2010. Ini untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi BBM bersubsidi sampai akhir tahun yang diperkirakan mencapai 39,22 juta kiloliter.
Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Evita H Legowo mengatakan, penambahan kuota volume BBM bersubsidi perlu dilakukan karena untuk melaksanakan skema pembatasan atau pengendalian konsumsi BBM bersubsidi memerlukan banyak waktu. "Jadi, kita minta penambahan dulu karena kita ngggak ubah plafon, kita hanya dibatasi sama uang (anggaran subsidi) saja," kata Evita, Jumat (24/9).

Dalam APBNP 2010, kuota volume BBM bersubsidi tahun ini 36,5 juta kiloliter yang terdiri atas bensin Premium 21,45 juta kiloliter, minyak tanah 3,8 juta kiloliter, dan solar 11,25 juta kiloliter. Sementara anggaran subsidi BBM sebesar Rp 89,29 triliun.
Evita menambahkan, DPR pada dasarnya sudah sepakat untuk penambahan volume kuota BBM bersubsidi walau belum ada keputusan. Dia juga belum bisa memastikan berapa penambahan volumennya, karena itu tergantung DPR, meski di atas kertas bisa sampai 39,22 juta kiloliter. "Belum diputuskan memang, tapi kemarin sudah disetujui tahun 2010 volume dimungkinkan naik dari 36,5 juta kiloliter," ujarnya.
Dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR Rabu (22/9) kemarin, Evita menyampaikan prognosis konsumsi BBM bersubsidi 2010 akan mencapai 39,22 juta kiloliter. Angka ini masih lebih rendah dibanding prognosis realisasi konsumsi yang dibuat pemerintah Juni lalu sebesar 40,1 juta kiloliter. Sementara kuota BBM bersubsidi 2011 akan dinaikkan menjadi 38,591 juta kiloliter dari rancangan semula di RAPBN 2011 sebesar 36,773 juta kiloliter.
Tanda-tanda mundurnya pembatasan konsumsi BBM bersubsidi, terutama untuk bensin Premium, makin menguat setelah Menko Perekonomian Hatta Rajasa menjamin anggaran subsidi BBM 2010 tidak akan melampaui alokasi walaupun konsumsinya bakal mencapai 39,2 juta kiloliter, seperti prediksi Kementerian ESDM. Ini karena ada peningkatan harga jual minyak Indonesia (ICP) dan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Walaupun pemakaian 2010 naik dari 36 ke 38-39 (juta kiloliter), tapi anggaran tidak akan melebihi, karena ICP dan rupiah yang menguat," kata Hatta di sela-sela Musyawarah Nasional Kamar Dagang dan Industri di Jakarta, kemarin.
Harga ICP Indonesia sampai akhir tahun diperkirakan mencapai 78 dolar AS per barel dan tahun 2011 diprediksi rata-rata 80 dolar AS per barel. Kenaikan harga ICP yang lebih mahal dibanding harga minyak impor untuk konsumsi dalam negeri menjadi penentu selisih keuntungan yang diterima pemerintah dari ekspor impor minyak. Anggaran subsidi BBM kemungkinan juga bersisa, karena perbedaan harga minyak internasional dengan patokan APBNP 2010. Dalam APBNP 2010, harga minyak dipatok 80 dolar AS per barel sementara rata-rata harga minyak mentah dunia saat ini 77 dolar AS per barel.
Namun, untuk mengantisipasi peningkatan asumsi volume konsumsi BBM bersubsidi tahun 2011 pemerintah tetap akan menerapkan program-program penghematan. "Ada yang harus kita hemat. Mana yang harus kita hemat, sekarang ini lagi di-excercise," kata Hatta.
Kebijakan penambahan kuota BBM bersubsidi juga akan berdampak ditundanya rencana PT Pertamina mengurangi kuota bensin Premium sebesar delapan persen untuk setiap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sampai kini, Pertamina masih menunggu kesepakatan antara pemerintah dan DPR untuk menambah kuota BBM bersubsidi.
Untuk 2010 dibuka peluang ka lau volumenya (kuota BBM) kemung kinan ditambah, asal uang subsi dinya tidak nambah, kata VP Cor po rate Com mu nica tions Pertamina, Mo cha mad Harun. Dia berharap kuota volume BBM bersubsidi memang ditambah sehingga pengurangan kuota untuk SPBU bisa batal. antara ed: rahmad budi harto
Sumber: Republika (Cepi Setiadi)

Baca Juga Artikel Terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar